Jumat, 25 November 2016

KOMUNIKASI DIGITAL

KOMUNIKASI DIGITAL

3.1            Pengertian Komunikasi Digital
Teknologi Komunikasi Digital adalah teknologi yang berbasi sinyal elektrik komputer,  sinyalnya bersifat terputus-putus dan selalu menggunakan system bilangan biner. Kumpulan bilangan biner tersebut akan membentuk kode-kode yang mempresentasikan informasi dan kemudian proses digitalisasi informasi yang masuk akan berubah menjadi rangkaian bilangan biner yang membentuk informasi dalam wujud kode digital.

3.2            Mekanisme Kerja Komunikasi Digital
Mekanisme Pengerjaan Komunikasi digital yaitu,
1.      Yang dimaksudkan dengan pengirim yaitu Mencari informasi atau mengumpulkan informasi(wartawan atau jurnalis) yang secara teratur menuliskan berita atau suatu laporan dan tulisannya diterima atau dimuat media secara teratur
2.      Dan Media itu dapat mempublikasikan dengan cara memuat di Koran, majalah dan mempublikasikan lewat televise, radio maupun internet.
3.      Penerima disitu adalah pembaca atau pengamat yang mendengarkan dan memahami isi dari suatu berita itu.
4.      Dan ketika Penerima sudah memahami, Penerima itu akan memiliki suatu pendapat yang akhirnya bisa menjadi Umpan Balik untuk Pengirim untuk mencari suatu informasi lagi.
3.3            Dampak Positif dan Negatif dari Komunikasi Digital
Dampak Positifnya :
-          Sebagai media penyebaran informasi
-          Untuk mengembangkan keterampilan
-          Memperluas jaringan Pertemanan
-          Menambah Wawasan
Dampak Negatif :
-          Kejahatan Di dunia Maya (Cyber Crime)
-          Melemahkan suatu simpati dan empati seseorang terhadap dunia nyata

Daftar Pustaka



Selasa, 08 November 2016

DIGITAL CINEMA

2.2.A Produksi Film Digital
Dalam 20 atau lebih tahun terakhir, teknologi digital, teknik dan estetika visual memiliki pengaruh yang besar pada semua tahap pembuatan film dan proses distribusi.Digital cinema adalah di atas semua konsep, sebuah sistem yang lengkap, meliputi seluruh rantai produksi film dari akuisisi dengan kamera digital untuk pasca-produksi untuk distribusi ke pameran, semua dengan bit dan byte bukan 35mm gulungan.
Sampai saat ini, proses pembuatan film yang sebenarnya dari sebuah produksi film telah dilakukan menggunakantradisional 35mm atau 70mm film kamera menggunakan tabung-tabung seluloid. Gambar kualitas yang dihasilkan oleh kamera digital dirasakan secara signifikan lebih rendah dari film, sementara rekaman film semakin diberikan ke dalam komputer untuk pascaproduksimanipulasi, proses produksi itu sendiri tetap berbasis seluloid.
Digital film dimulai, dalam teori, pada akhir tahun 1980an, ketika Sony datang dengan pemasaran konsep ‘sinematografi elektronik’. Inisiatif ini gagal lepas landasdengan profesional dan publik sama, dan hanya pada akhir tahun 1990-an, dengan pengenalan perekam HDCAM dan penggantian nama dari proses digital ke sinematografi, yang membuat film menggunakan kamera digital dan peralatan terkait akhirnya mulai.

2.2.B Keunggulan dan Keindahan Film Digital
Lebih Komprehensif
Perbedaan paling utama dan mendasar adalah kemampuan media digital dalam melaporkan peristiwa dengan lebih komprehensif pada pembaca/audiens. Sebuah berita di era digital tak hanya terdiri dari teks dan foto, tapi juga tautan ke semua peristiwa sebelumnya yang mengawali momen termutakhir dari berita bersangkutan.

Lebih Otentik
Berita digital juga berpotensi lebih otentik, karena bisa menampilkan realitas secara lebih utuh. Bisa ada video di halaman yang sama dengan teks dan foto, sesuatu yang jelas menambah kredibilitas dan akurasi dari informasi yang dimuat di sana.

Big Data
Media digital yang belum banyak digali adalah kemampuannya menampilkan big data atau data besar. Semua angka-angka hasil survei kesehatan, survei demografi, sensus, angka-angka hasil pemantauan bertahun-tahun, kini sudah banyak tersedia sebagai data digital terbuka (open data) dan dengan mudah dapat diakses di internet.

2.2.C Distribusi dan Pertunjukan Film Digital
Selama 2012 tercatat 46 film Indonesia beredar di bioskop dengan 7.952.203 penonton. Tahun 2008 infrastruktur distribusi relatif sama dengan saat ini.
Penyebab turunnya jumlah penonton pada 1990 dibanding 2012 sudah jelas, karena 
sebagian besar bioskop “tradisional” dengan satu layar yang tersebar di berbagai 
nusantara gulung tikar.
Hampir semua sinepleks milik jaringan 21/XXI, yang ditopang jaringan importir milik sendiri, serta berada di malmal seputar Jabodetabek dan kotakota besar. 
Jadi sebagian besar penduduk Indonesia telah kehilangan akses menonton film di 
bioskop.
Saat ini ada 152 sinepleks dengan 672 layar, yang berarti bertambah banyak dibanding 
setahun lalu (139 sinepleks dengan 619 layar). 
Meskipun begitu, masa tayang film Indonesia justru menjadi semakin singkat, dari rata-rata delapan minggu tahun lalu menjadi 
rata-rata enam minggu. Hal itu disebabkan film impor yang beredar semakin banyak, 
bukan hanya jumlah judulnya tetapi juga banyaknya layar menayangkan. 
Film-film besar Hollywood kini diimpor PT Omega Film yang masih berkaitan dengan 
importir lama milik jaringan 21/XXI yang dilarang beroperasi oleh menteri Keuangan 
tahun lalu (PT Camila Internusa dan PT Satrya Perkasa Esthetika) bisa diputar serentak di lebih dari 150 atau bahkan hampir 200 layar. 

Referensi :




            

Selasa, 01 November 2016

TELEVISI DIGITAL

Disini saya akan menjelaskan tentang TV Digital dan TV analog.
Penjelasan ini saya ambil dari internet dan pengetahuan saya sendiri, jika ada yang kurang benar atau tidak pas dalam penulisannya. SORRY! Hehe

2.1.A Sejarah TV Digital dan Analog
            Sejarah televisi dimulai dari pemikiran orang-orang yang ingin mendapatkan suatu hiburan secara tidak langsung. Seiring berjalannya waktu televise dapat dibuat dengan membuat struktur tv, komponen dan programnya. Pada awal tahun 1876 para penemu membuat televisi dimulai dengan warna latar tv hitam putih sampai berwarna dan bentuk dari cembung sampai menjadi tipis dengan kemampuan UltraHD. Televisi mempunyai 2 jenis yaitu televise digital dan analog.
            Pada tahun 1988, Masyarakat menyadari bahwa televise digital mempunyai kendala yang tidak dapat ditembus, untuk terus meningkatkan mutu gambar siaran televise jika tetap menggunakan standar analog. Pesawat televise analog pada prinsipnya tidak dapat menangkap siarang digital Karena analog tergantung dari frekuensi dan orang orang lebih mau menggunakan pemancar digital.
            TV Digital adalah televisi yang menggunakan modulasi digital dan system kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan data ke pesawat televise. TV digital bukan berarti pesawat televisinya yang digital, tapi lebih jelasnya kepada sinyal yang dikirimkan oleh siaran digital(digital broadcasting). TV digital memiliki resolusi yang jauh lebih tinggi dari standar lama dan TV digital memiliki HDTV yang memiliki jumlah pixel 5 kali lipat daripada PAL yang digunakan di tv analog.
            TV Analog adalah televisi yang mengkodekan informasi gambar dengan memvariasikan voltase atau frekuensi dari sinyal. Seluruh system sebelum televise digital dapat dimasukan ke tv analog. Sistem yang digunakan pada televise analog adalah NTSC, PAL dan SECAM.

2.1.B Penerimaan Sinyal antara Televisi Digital dan Analog
Yang dimaksudkan penerimaan sinyal antara televisi digital dan analog yaitu adalah Perbedaan antara keduanya. Perbedaan paling simplenya yaitu pada system transmisi pancaranya. Kalo analog dengan cara memodulasikannya langsung pada frekuensi carrier, sedangkan digital data gambar atau suara dimodulasikan dalam mode digital baru dipancarkan.TV analog sinyalnya sangat lemah maka gambar yang diterima akan memperbanyak ‘semut(burem)’ tetapi jika terjadi pada TV digital yang keluar itu bukan ‘semut(burem)’ melainkan seperti gambar yang lengket contohnya terjadi ketika menonton VCD yang rusak.
Secara singkatnya :
TV analog dapat menerima sinyal analog saja, sedangkan TV digital dapat menerima keduanya yaitu sinyal digital maupun analog.
TV analog rentan terhadap kebisingan dan ditorsi sedangkan TV digital tidak rentan terhadap keduanya.
TV analog dibuat dengan menampilkan CRT, TV digital dibuat dengan menggunakan panel layer datar.
TV digital dapat di HDTVkan tapi TV analog cukup bisa di SD.
TV analog batas sampai 30inci, TV digital diatas 50inci yang sudah umumnya.

2.1.C Produksi Penggunaan TV Analog dan Digital
      Disini saya kurang mengerti dengan Produksi Penggunaan Pertelevisian tapi hanya sebatas yang saya ketaui, Televisi pada saat ini telah menjadi alat yang penting untuk hiburan maupun untuk mendapatkan informasi. Baik televise digital maupun analog dalam penyiarannya memiliki kesamaan yaitu memiliki dampak psikologis terhadap penontonya. Frekuensi yang sangat tinggi dan kualitas televisi yang sangat rendah akan berdampak buruk pada orang-orang.